Setahun lalu, saat sedang menjalani isoman covid.
Mama saya bilang "Leher kamu kenapa?, kok keihatan kaya ada benjolan"
Saya "Ah masa, ga kali gemuk aja"
Saat itu ga langsung ke dokter karena situasinya juga lagi covid dan selama ini saya ga ada keluhan apapun baik di leher ataupun keluhan lainnya.
Satu tahun terlewati, tiap ngaca atau lagi pake skincare makin di rasa kok makin berasa.
Saya memberanikan diri untuk ke klinik saat itu, dokternya bilang tidak ada masalah
Beberapa bulan kemudian saya kembali lagi ke klinik bertemu dengan dokter yang berbeda, dokter kali ini bilang itu tiroid bentuknya bisa macam-macam, anjuran beliau saya di rujuk ke dokter penyakit dalam.
Beberapa hari kemudian saya mengujungi dokter penyakit dalam di siloam hospital
Perjalanan pemeriksaan cukup panjang dan lama antriannya. Dari Internis kemudian harus USG, setelah USG kembali lagi ke internis dan di nyatakan ada kista.
lanjut lagi dirujuk ke Primaya hospital ke spesialis endokrin, untuk bertemu dengan sp. endokrin antriannya bisa satu bulan sekali. Belum lagi saya harus menjalani beberapa lab untuk test fungsi tiriod, darah dan lainnya.
Sp. endokrin menyarankan 2 cara yaitu dengan operasi atau aspirasi,
aspirasi ini tindakan menyedot cairan kista dengan jarum halus awamnya "sedot kista"
tindakan ini yang akhirnya saya pilih karena saya takut operasi dalam waktu dekat ini,
Akhir januari kemarin di aspirasi, rasanya ya pasti sakit nyeri sampai sekita 2hari, suara juga sempat agaj serak, setelahnya semuanya aman.
ada sampel yang di ambil untuk lab patologi, nungguin hasil PA ini lumayan bikin deg-degan. Setelah 1minggu hasil keluar sekalian kotrol alhamdulilah hasilnya aman, memang ada jaringan padat cuma tidak menggangu tapi tetap harus di kontrol 3 sampai 6 bulan kedepan.
alhamdulillah semoga semua sehat-sehat aja ya.
bolak-balik berkunjung dari RS ke RS membuat saya banyak-banyak bersyukur. Saya masih sehat masih bisa ke RS sendiri, ada banyak pasien yang harus di dampingi, kakek dan nenek yang saling menguatkan semangat untuk sembuh, suami yang menmani istri atau anaknya, anak yang menemani orang tuanya. saya juga jadi banyak ngobrol dengan mereka. Tak jarang juga saya di tanya "nemenin siapa mba?" saya jawab "saya yang ke dokter" mungkin dalam pemikiran orang kok masih muda sudah antri di spesialis penyakit dalam.
ya pokoknya sehat untuk semua, semoga ga tour de hospital lagi ya, amin.