Ini yang belum saya ceritain.
Semua pasangan keluarga baru seperti saya pasti pengen yang namanya
belajar menata rumah tangga sendiri. Dari mulai jadwal sehari-hari
sampai urusan rumah.
Nah rumah ini...
Denger cerita orang tua kami dlu, mereka berjuang keras untuk bisa
sampai disaat ini. Dan itu yang akan kita rasakan saat ini, harus
berjuang dari nol untuk sebuah kehidupan dan keluarga yang layak, Layak
untuk kami berdua dan juga layak untuk anak-anak kami kelak.
Oke, oke haduhh nuke apa deh bahasanya...?!?
26tahun 9bulan...
Saya selalu tinggal sama ortu, ga pernah skalipun ninggalin rumah
kecuali keperluan yang memang harus meninggalkan rumah beberapa saat.
Sedangkan orang tua sendiri memang agak keberatan anaknya tinggal pisah dengan mereka sebelum mereka menikah.
Dan akhirnya tiba di saat ini, ketika saya sudah menemukan pasangan
saya. Kami memutuskan untuk tidak tinggal di rumah ortu dengan alasan
memang ingin mandiri. Walau sebenarnya berat meninggalkan mama yang
sudah sendiri dan adik satu-satunya. Tapi ini yang memang harus saya
pelajari belajar tidak bergantung sama mama (dasar anak mama).
Episode meninggalkan rumah dimulai...
1minggu setelah menikah, akhirnya kami pindah ke tempat tinggal mungil
di kawasan rawa simprug kebayoran lama. Sebenernya ini tempat tinggal
suami selama ini, for info suami memang sudah lama merantau di Jakarta
sedangkan mertua saya tinggal di Gombong, kota kecil yang menyenangkan
(kapan-kapan saya cerita tentang kota ini).
Mempertimbangakn dari sini ke kantor hanya butuh waktu 30menit paling
lama. Kalau dibanding dari bekasi bisa lebih dari 2jam. Pindah kesini
dengan status baru dan menikmati peran baru pekerja sekaligus ibu rumah
tangga. Percaya ga percaya sempat sedikit syok lebih karena kangen
rumah, seminggu pertama masih sempet nangis pengen pulang. Kali ini
memang harus belajar mandiri se mandirinya menyiapkan segala sesuatu
sendiri termasuk menyiapkan kebutuhan suami. Ini suatu hal yang amazing
buat saya, menyenangkan. Ternyata serapi-rapinya pria sebuah tempat
tinggal itu memang harus ada sentuhan wanita.
Kita menata semua ruang bersama, sesuai selera masing-masing yang dipadu
padankan, membagi pekerjaan rumah tangga bersama, karena kita berdua
yang berstatus pekerja, akhirnya semua urusan rumah kita selesaikan
setelah pulang kantor. Soal masak memasak, ini kita lakukan hanya saat
weekend, karena ga ada waktu juga kalo hari biasa. Saya memasak masih
amatir lah kalo di banding suami yang udah bisa masuk kandidat master
chef (mudah-mudahan master chef 4 lolos).
Inilah mungkin yang diceritakan orang tua kami yang sudah lebih dulu merasakan. Membangun sebuah keluarga kecil.
Semoga kami bisa saling membahagiakan sampai kakek nenek kelak, amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar