Sabtu, 09 Mei 2015

Cash, ATM, Kartu Kredit, Tabungan Rumah Tangga

Jadi istri dan ibu rumah tangga yang menjabat sebagai Menteri Keuangan Rumah tangga rasanya ga akan jauh dari yang namanya keuangan, belanja, dan ngatur ini itu seputar pemasukan dan pengeluaran rumah tangga.

Nah soal pembelanjaan ini lebih suka yang pakai mana Cash (Uang Tunai), ATM (Debet), Kartu Kredit. Bagaimana cara memperbanyak tabungan rumah tangga? Setiap ibu RT pasti punya caranya sendiri-sendiri untuk ngatur keuangan RT. Saya sharing sedikit pengalaman saya.

Rekening di bank
Saya dan suami punya rekening 5 di satu bank yang sama (hahaha kalau ini ga usah di sebutin bank'nya apa) 5 itu terdiri dari :
  • 1 rekening gaji saya
  • 1 rekening gaji suami
  • 1 rekening tabungan
  • 1 rekening darurat
  • 1 rekening join account saya dan suami
wih... pasti pada bilang banyak amat rekeningnya, gimana sama biaya administrasinya setiap bulan? 3 diantaranya memanfaatkan fasilitas tabungan yang tidak memakai biaya administrasi bulanan jadi ga banyak kepotong ini itu.

Rekening Gaji.
Baik saya dan suami masih sama-sama bekerja jadi rekening gaji ini kadang hanya kami pakai untuk kebutuhan terima gaji. 

Rekening Tabungan.
Namanya juga rekening tabungan jadi isinya 100% tabungan kami tiap bulan. Sumber dana berdua.

Rekening Darurat.
Kalau yang ini seperti rekening tabungan karena kami menyisihkan dana darurat tiap bulan jika ada keadaan darurat harus mengeluarkan uang kami ga mengeluarkan dari tabungan tapi dari sini. Sumber dana suami.

Rekening Join Account
Nah kalau yang ini digunakan resmi untuk pengeluaran rumah tangga karena di fasilitasi dengan fasilitas e-channel dan semua tagihan autodebet memotongnya dari rekening ini. Sumber dana berdua.

Saya anaknya cashless banget dalam sebulan saya pegang uang tunai terbanyak mungkin hanya satu juta, ga suka terlalu banyak pegang uang tunai karena sekarang fasilitas belanja dimana saja pasti sudah banyak menggunakan mesin EDC untuk debet, naik Commuterline sama Trans Jakarta aja udah pakai kartu. Uang tunai ini biasa saya gunakan untuk belanja di pasar tradisional atau kalau beli makanan di warung makan (iyah kali di warteg udah ada EDC). 
Saya membagi belanjaan dalam belanja mingguan dan bulanan. Belanja mingguan ini biasanya stok makanan / buah / air galon. Kalau belanja bulanan ini biasanya kebutuhan RT lainnya macam sabun, pembersih muka, sabun cuci, dll. Belanja mingguan dan bulanan biasanya pasti di mini market atau di supermarket yang agak besar disinilah peran kartu ATM atau kartu kredit. 

Sebelum hari gajian biasanya saya sudah menghitung kira-kira akan ada pengeluaran apa saja setelah gajian ini, saya tulis di kertas dan saya tempel di Reminder Board serta di buku catatan keuangan saya. Ya saya menempelkan papan di rumah khusus untuk catat mencatat dan tempel menempel segala pesan serta menyediakan kertas warna-warni yang bisa di tempel di dekatnya. Jadi setelah menerima gaji sudah tahu dananya akan digunakan untuk apa saja.Kebutuhan sebulan ini akan saya masukan ke rekening join account yang isinya kontribusi dari saya dan suami.

Menabung di awal.
Nah saya sama suami memaksa untuk menyisihkan uang untuk tabungan di awal karena kalau disisihkan di akhir pasti sisanya ga ada sebanyak kita sisihkan di awal, alhamdullilah saya termasuk yang disiplin menabung walau sedikit yang penting ada hasilnya.

Suami dan jatah bulanan.
Ini sih rada kejam etapi ga juga deng karena saya tahu suami saya tipical yang royal sejak kami menikah saya selalu menerapkan jatah bulanan untuk suami, sebenarnya bukan kejam tapi lebih biar saya tahu dalam sebulan dia menghabiskan berapa rupiah untuk lalala yeyeye deelel.

Kartu Kredit.
Ada lho yang anti sama penggunaan kartu kredit. Buat saya punya KK itu malah menguntungkan. Hasil kesepakatan saya dan suami adalah cukup saya aja yang punya KK ini menyangkut annual fee walau salah satu bank penerbit memberikan free annual fee seumur hidup juga. KK ini biasa saya gunakan jika ingin liburan salah satu saya gunakan untuk pembayaran autopay beberapa tagihan rumah.

Berapa persen atau rupiah pengeluaran rumah tangga?
Kalau ini monggo disesuaikan sama penghasilan / pemasukan masing-masing. Alhamdulilah sejauh ini sedefisit-defisitnya saya ga pernah sampai parah sekali kecuali betul-betul ada yang sangat mendesak keluar saat belum waktunya. Uang ini masalah sensitif baik sama saudara sekalipun apalagi sama suami. Kalau saya seberapa rupiah pun pasti saya akan cerita sama suami begitupun sebaliknya. Bahkan urusan belanja online aja saya kirim ke kantor suami paling komentarnya dia "paket buat aku'nya kapan yah kamu terus!" :)). Dengan jujur jadi ga ada saling curiga satu sama lain deh uangnya kemana. 

Sharingnya segitu dulu ya, nanti dilanjutkan kembali. episode berikutnya.

6 komentar:

  1. Sepakat... keren euy.. sejauh ini yg pegang kartu kredit suami. Saya belum kepikiran buat bikin
    .., ternyata banyak juga ya manfaatnya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau KK selama kita pakainya bijaksana bisa jadi bermanfaat kok. Aku cukup aku aja yang pegang ngirit annual fee'nya

      Hapus
  2. Wihhh mb nuke g kalah kece sama ligwina perencana keuangan ituu ♥ keren euy mb, jadi kepikiran juga ngatur duit rumah tangga biar lebih jelas dan g kecampur2

    BalasHapus
    Balasan
    1. belajarnya dari ligwina hananto tia, hehehe...
      habis jadi ibu RT emang kudu tertib sama keuangan, kalau ga buyar kabeh...

      Hapus
  3. nice info mbaaak. Jadi tau deh nanti kalau sudah nikah bagaimanan menyiasati keuangan :)

    BalasHapus